Sabtu, 29 Januari 2011
Posts by : Admin
Muhasabah
Cinta sesama makhluk lebih banyak menghasilkan kesedihan, kemarahan, dan kehilangan...Hanya cinta kepada Allah lah yang abadi, hilang rasa sedih, hilang rasa marah,hilang rasa takut akan kehilangan...karena jika kita mencintai Allah, Allah akan lebih mencintai kita, tidak akan pernah pergi meninggalkan kita.....
Minggu, 23 Januari 2011
Posts by : Admin
Produksi Air bersih secara umum oleh PAM
1. Pengolahan Air Baku Menjadi Air Bersih
Air bersih dapat diperoleh dari hasil pengolahan air baku. Tahap-tahap dalam produksi air bersih tersebut adalah sebagai berikut.
a. Koagulasi
Koagulasi didefinisikan sebagai proses destabilisasi muatan koloid padatan tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan sehingga akan terbentuk flok-flok halus (gumpalan halus/mikroflok) yang dapat diendapkan. Pengadukan cepat merupakan bagian dari proses koagulasi. Tujuan pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air yang diolah.
Stabilitas koloid merupakan aspek penting dalam proses koagulasi untuk menghilangkan koloid-koloid. Muatan permukaan partikel-partikel koloid penyebab kekeruhan di dalam air adalah sejenis (negatif), oleh karena itu jika kekuatan ionik di dalam air rendah, maka koloid akan tetap stabil. Stabilitas merupakan daya tolak koloid karena partikel-partikel mempunyai muatan permukaan sejenis (negatif). Suspensi atau koloid bisa dikatakan stabil jika semua gaya tolak menolak antar partikel lebih besar dari gaya tarik massa. Untuk menghilangkan kondisi stabil/destabilisasi, harus merubah gaya interaksi diantara partikel dengan pembubuhan zat kimia (sebagai donor muatan positip) supaya gaya tarik menarik menjadi lebih besar.
Pada proses koagulasi, koagulan dan air yang akan diolah dicampurkan dalam suatu wadah atau tempat kemudian dilakukan pengadukan secara cepat (flash mixing) agar diperoleh campuran yang merata distribusi koagulannya sehingga proses pembentukan gumpalan atau flok dapat terjadi secara merata pula. Selain itu, pengadukan cepat sangat penting ketika menggunakan koagulan logam seperti alum dan ferric chloride, karena proses hidrolisisnya terjadi dalam hitungan detik dan selanjutnya terjadi adsorpsi partikel koloid. Jadi, destabilisasi muatan negatif oleh muatan positif harus dilakukan dalam perioda waktu hanya beberapa detik.
Terdapat berbagai jenis koagulan yang biasa digunakan. Jenis koagulan yang sering digunakan adalah:
1) Alumunium Sulfat (Alum)
Alumunium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] adalah salah satu koagulan yang umum digunakan karena harganya murah dan mudah didapat. Hidrolisis atom Al menurut reaksi umum adalah sebagai berikut:
Al2(SO4)3 + 6 H2O ↔ 2Al(OH)3 + 6H+ + SO42-
Reaksi ini menyebabkan pembebasan ion H+, sehingga pH larutan berkurang. Akibat efek pengasaman ini, maka proses koagulasi maupun flokulasi tidak dapat berlangsung dengan baik dalam air yang mengandung kadar Al yang tinggi, karena pH terlalu rendah (G.Alaerts dan Sri Sumestri Santika, 1984). Nilai optimum untuk koagulan alum sekitar 4,5-8,0 .
2) Ferro Sulfat/Besi (II) Sulfat (FeSO4)
Ferro sulfat membutuhkan alkalinitas dalam bentuk ion hidroksida agar menghasilkan reaksi yang cepat. Senyawa Ca(OH)2 dan NaOH biasanya ditambahkan untuk meningkatkan pH sampai titik tertentu dimana ion Fe2+ diendapkan sebagai Fe(OH)3. Reaksinya adalah:
2 FeSO4.7 H2O + 2Ca(OH)2 + 1/2O2 → 2 Fe(OH)3 + 2CaSO4 + 13 H2O
Agar reaksi di atas terjadi, maka pH harus dinaikkan hingga 7,0 sampai 9,5
3) Ferri Klorida/Besi (III) Klorida (FeCl3)
Reaksi ferri klorida dengan alkalinitas bikarbonat alami yaitu:
2 FeCl3 + 3Ca(HCO3)2 → 2Fe(OH)3 + 3CaCl2 + 6CO2
Apabila alkalinitas alami tidak cukup untuk reaksi, Ca(OH)2 ditambahkan untuk membentuk hidroksida. Reaksinya adalah:
2 FeCl3 + 3Ca(OH)2 → 2Fe(OH)3 + 3CaCl2.
a. Flokulasi
Flokulasi adalah proses pertumbuhan flok-flok halus (partikel terdestabilisasi atau mikroflok) menjadi flok dengan ukuran yang lebih besar (makroflok). Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat proses penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi. Flok-flok halus selanjutnya saling bertumbukan serta melakukan proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin besar serta mudah mengendap. Proses ini menggunakan pengadukan lambat.
a. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel-partikel melayang di dalam air oleh pengaruh gaya gravitasi atau gaya berat partikel. Unit sedimentasi merupakan peralatan yang berfungsi untuk memisahkan solid dan liquid dari suspensi untuk menghasilkan air yang lebih jernih dan konsentrasi lumpur yang lebih kental melalui pengendapan secara gravitasi. Secara keseluruhan, fungsi unit sedimentasi dalam instalasi pengolahan adalah mengurangi beban kerja unit filtrasi dan memperpanjang umur pemakaian unit penyaring selanjutnya, serta mengurangi biaya operasi instalasi pengolahan.
a. Aerasi
Aerasi adalah proses kontak antara air dengan udara. Aerasi digunakan untuk menyisihkan gas-gas terlarut seperti metana, hidrogen sulfida, karbon dioksida, bau, dan gas-gas lainnya dengan cara menggantikannya dengan penambahan oksigen. Metode aerasi yang umum digunakan adalah dengan membuat terjunan air/ air terjun. a. Filtrasi
Proses filtrasi merupakan penyaringan suspended solid dan koloidal solid dari air baku menggunakan media berpori seperti pasir, antrasit, garnet. Fungsi utama dari unit filtrasi adalah menyaring semua flok-flok halus yang tidak terendapkan pada unit sedimentasi. Proses filtrasi air baku dapat dilakukan tanpa didahului oleh koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi bila kekeruhan air baku kecil dari 10 NTU.
Setelah filter digunakan beberapa lama, filter akan mengalami penyumbatan. Untuk itu perlu pembersihan, yang dapat dilakukan dengan pencucian backwash. Pencucian filter (backwash) dilakukan setiap hari dengan pompa backwash atau menggunakan tekanan air reservoar yang disambungkan ke pipa backwash filter melalui jalur by-pass.
b. Desinfeksi
Desinfeksi adalah pembasmian secara selektif mikroorganisme patogen yang ada dalam air reservoar. Sebelum air bersih didistribusikan proses desinfeksi mutlak dilakukan sebaik apapun hasil pengolahan yang diperoleh. Desinfeksi dapat dilakukan menggunakan dua macam agen desinfektan, yaitu:
- agen kimia : Ca(OCl)2, Bromine Chloride (BrCl), Ozon (O3), Cl2
- agen fisik : Sinar ultra violet
Dalam instalasi pengolahan air bersih jenis desinfektan yang paling sering digunakan adalah Ca(OCl)2 dan Cl2. Sisa klor yang diinginkan pada saluran distribusi berkisar antara 0,3-0,5 ppm .
c. Netralisasi
Netralisasi adalah penambahan larutan kapur untuk menaikan pH sesuai dengan yang disyaratkan. Proses ini disebut juga koreksi pH.
Langganan:
Postingan (Atom)