Tata gerak shalat yang kita lakukan merupakan rangkaian gerak yang secara sadar ataupun tidak dan secara sinergis serta harmonis memberikan stimulus-stimulus penting bagi kerja berbagai sistem tubuh manusia. Masing-masing tata gerakan shalat tadi menstimulasi sistem syaraf, baik di percabangan daerah punggung, ketiak-bahu, pergelangan tangan dan kaki, lipat paha dalam dan luar maupun jari kaki. Jika terstimulasi, sensor-sensor saraf ini akan bereaksi terhadap organ-organ tertentu di dalam tubuh. Saat gerakan tersebut berlangsung,komponen-komponen anatomi tubuh manusia yang bisa diamati secara nyata adalah kulit pembungkus tubuh. Pada kulit ini terdapat ujung-ujung saraf dan kelenjar, otot-otot badan, anggota ujung saraf dan kelenjar, otot-otot badan dan anggota gerak, tulang-tulang badan dan anggota gerak beserta sendinya, serta serabut saraf beserta simpul-simpulnya. Komponen-komponen anatomi tubuh manusia yang tak tampak secara nyata antara lain organ-organ dalam tubuh (otak, paru-paru, jantung dll), pembuluh darah beserta aliran darah di dalamnya,kelenjar hormon dan cairan otak.
Saat melakukan (gerakan) shalat, terdapat motivasi mendasar dalam diri kita bukan hanya secara spiritual berupa kebutuhan untuk mewujudkan segenap rasa bersyukur kepada ALLAH SWT, tetapi juga kesadaran mendalam akan segenap rukun shalat termasuk rukun wudhunya. Dalam keadaan seperti ini timbullah ketenangan dalam pikiran dan qolbu yang nantinya diharapkan bermuara pada khusyuk dan tumakninah. Ketenangan ini merupakan fase yang bermanfaat bagi tubuhuntuk rileks dan mengistirahatkan segenap aktivitas organ dan sistem organ setelah sehari penuh diaktifkan. Ketenangan ini menyebabkan hormon adrenalin,hormon penggalak aktivitas tubuh, tidak melonjak terlalu tinggi dan dalam ketenangan ini timbul kebahagiaan serta ketentraman yang memungkinkan tubuh memiliki kesempatan untuk memperbaiki segala macam kerusakan tubuh.
Keadaan ini merupakan penyembuhan alami diri sendiri atau self healing, termasuk di dalamnya menyeimbangkan metabolisme dan sistem kekebalan tubuh. Jika penyembuhan alami ini terjadi, tak ayal sehat dan bugarlah yang kita peroleh sehingga menjadi tindakan preventif terhadap sakit dan penyakit atau modulator penyembuhan mana kala kita sakit.
Sumber : Majalah KSG Edisi 59/Agustus 2011
Rabu, 09 November 2011
Langganan:
Postingan (Atom)