Senin, 22 Agustus 2011
Posts by : Admin
Fenomena Boyband/Girlband Indonesia
Hai kawan. Gue bikin tulisan lagi ni… kali ini gue mengangkat tema maraknya boyband dan girlband yg bermunculan di Indonesia. Emank ada apa sih dengan para “penyanyi yg menari-nari” itu?
Boyband sebenernya udah ga asing lagi… dari jaman qt masih kecil jg udh ada. Contohnya Westlife, Backstreet Boys, Boyzone dll. Di Indonesia pun dulu ada boyband loo… kayak ME and Trio Libels (Trio Kwek-Kwek masuknya boyband apa girlband ya??? :P)… Tapi masuk ke tahun 2000-an, boyband lg pada turun pamor.. yang merebak saat itu ya band-band yg kyk kita liat sekarang, contohnya di luar negeri ada Muse, Maroon 5, dan Avenged Sevenfold. Kalau di Indonesia tuh ada Nidji, Ungu, Kotak, dll. Bedanya boyband ama band2 yg skrg itu dari segi penampilannya yg paling jelas. Kalau konser, boyband atau girlband tinggal nyanyi sambil nari2 aja, tanpa maenin alat music secara live. Tp kalau band2 yg biasa, harus maenin alat2 instrumentnya.
Setelah redup sekian lama, boyband bermunculan lagi ni.. Dimotori oleh Korea dengan K-POP-nya, boyband bahkan girlband mulai menjamur lagi, contohnya Super Junior (aaah, SUJUUUUU…gitu teriak cewek2 kalau ngeliat mereka), Shinee, 2AM, Big Bang, SNSD, dll lah…
Nah melihat kesuksesan K-POP ni, kyknya org2 di Indonesia pada gatel ni pengen ngikutin kessuksesan mereka. Jadi deh muncul lg boyband dan girlband Indonesia seperti SM*SH (syapa coba yg ga tau? :)), Max 5, 3 in 1, 7-Icons (aku gak kuuuaaaaattt), CherryBelle, dll…. Tapi dengan menjamurnya mereka, terkesan seperti “latah”. Mereka terkesan meniru apa yg dilakukan para punggawa K-POP. Kurang kreasi dalam memunculkan hal2 baru yg bs dijadikan identitas band2 atau boyband/girlband di Indonesia… yaaa, tp mudah2an nantinya bakal ada anak bangsa yg bs menembus kerasnya persaingan di dunia Seni dan Hiburan internasional dengan ciri khas sendiri, dengan identitas dan inovasi sendiri, yg nantinya akan membuat org2 di seluruh dunia berkata, “waw, Indonesian bands and artists are so cool and amazing!!”….haha, mudah2an aja yaaa :D
Minggu, 21 Agustus 2011
Posts by : Admin
“CL” : Positive Interdependece, Semua Saling Membutuhkan
Kawan, aq menulis artikel seperti ini karena “tergelitik” setelah membaca sebuah blog yg salah satu postingannya adalah perasaan si penulis yg merasa fakultas yg dipilihnya dipandang sebelah mata. Kebetulan fakultas yg dipilihnya sama dengan ku (bukan maksud utk membangga-banggakan fakultasku ya… ), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ya kasusnya sih katanya mipa itu diremehin sama anak teknik….masa sii??? Mungkin iya mungkin ngga…..
Sebelumnya ni, itu tulisan “CL” di judul apa sih mksudnya??... Chlorida?(mentang2 nak kimia)..cewek lebay?...cucak lowo sing dawa buntute?(yg ngomong cadel)… Trus-trus, naon eta “Positive Interdependence”??
Gini loo… setelah malemnya baca postingan di blog tersebut, paginya aq ada kegiatan Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) di kampusku (UIUIUI..hehe).. aq liat jadwal, ternyata tertera materi “CL”. Jadi “CL” itu apa?? CL ternyata singkatan dari Collaborative Learning, yaitu suatu proses pembelajaran mengenai suatu hal yang dilakukan secara bersama di dalam kelompok, yang setiap anggota kelompoknya memiliki kesempatan yang sama dalam menyumbangkan informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yg dimilikinya, serta memiliki tanggung jawab yg sama terhadap kemajuan proses belajar, baik bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompok lainnya. Naah, salah satu yg bisa menunjang keberhasilan dari Collaborative Learning ini adalah Positive Interdependence, yaitu rasa saling ketergantungan, saling membutuhkan antar individu.
Setelah seharian ngikutin materi ttg CL ini, tiba2 sekejap secepat angin (prok prok wussshh) kepikiran ttg masalah remeh-meremehkan yg aq baca di blog td malem… coba kalau dalam kehidupan ini, diterapkan CL (singkatan dari collaborative life yg aq pikir), trus pada punya kesadaran positive interdependence?? Mungkin ga ada tuh remeh-meremehkan kyk gtu…
Sambil merhatiin temen2 yg presentasi ttg CL di depan, aq mikir…. “oh iya ya, setiap individu itu saling ketergantungan. Kan manusia itu makhluk sosial…contohnya bisa jd kyk gni :
Orang teknik akan sulit berkembang kalau tidak ada penemuan2 mutakhir di bidang sains. Nah, penemuan2 itu ditemukan oleh orang2 MIPA. Orang mipa klw udh stress, bisa curcol deh sama org psikologi. Orang psikologi jg ga boleh menutup diri dari permasalahan social. Hal itu bs ditanyakan ke org2 FISIP. Untuk meneliti permasalahan social maupun politik, qt bs flashback ke belakang utk melihat sejarah dan mengetahui budaya suatu bangsa. Hal itu tanyakan saja kpda org ilmu budaya. Klw org ilmu budaya butuh bantuan hukum, bs mnta tolong ke org hukum. Org hukum ga boleh gaptek, kan hukum ja udh merambah dunia IT, kyk undang-undang ITE. Jadi, klw mau tau masalah IT bisa sharing sama orang Fasilkom. Org2 IT klw sakit, bisa ke dokter toh. Trus dokter perlu perawat utk ngerawat pasiennya. Masa’ dokternya mantengin pasien yg dirawat? Kan repot. Kalau perawatnya punya masalah “pergigian” seperti karang gigi, gigi bolong-lah, bisa diperiksain ke dokter gigi. Dokter gigi spya bisa optimal menjalankan kegiatannya, gizinya harus seimbang. Hal itu bs dikonsultasikan ke org2 kesehatan masyarakat. Orang2 kesmas yg bingung ngatur keuangannya supaya gak belang-bentong, apalagi pas tanggal tua, bs konsultasi ke org ekonomi. And org ekonomi kalau mau buat industry yg bs memajukan perekonomian bangsa, bs tuh kerjasama dengan org teknik .”
Jadi, benerkan semua saling bergantung??? Jd apa yg perlu diremehkan???
Moga tulisan ini bermanfaat, dan menggugah qt utk bersatu, berkolaborasi satu sama lain utk memajukan bangsa ini tanpa saling merendahkan . Be Collaborative life!
By: A.I.R. Naftalent 53
Sebelumnya ni, itu tulisan “CL” di judul apa sih mksudnya??... Chlorida?(mentang2 nak kimia)..cewek lebay?...cucak lowo sing dawa buntute?(yg ngomong cadel)… Trus-trus, naon eta “Positive Interdependence”??
Gini loo… setelah malemnya baca postingan di blog tersebut, paginya aq ada kegiatan Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) di kampusku (UIUIUI..hehe).. aq liat jadwal, ternyata tertera materi “CL”. Jadi “CL” itu apa?? CL ternyata singkatan dari Collaborative Learning, yaitu suatu proses pembelajaran mengenai suatu hal yang dilakukan secara bersama di dalam kelompok, yang setiap anggota kelompoknya memiliki kesempatan yang sama dalam menyumbangkan informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yg dimilikinya, serta memiliki tanggung jawab yg sama terhadap kemajuan proses belajar, baik bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompok lainnya. Naah, salah satu yg bisa menunjang keberhasilan dari Collaborative Learning ini adalah Positive Interdependence, yaitu rasa saling ketergantungan, saling membutuhkan antar individu.
Setelah seharian ngikutin materi ttg CL ini, tiba2 sekejap secepat angin (prok prok wussshh) kepikiran ttg masalah remeh-meremehkan yg aq baca di blog td malem… coba kalau dalam kehidupan ini, diterapkan CL (singkatan dari collaborative life yg aq pikir), trus pada punya kesadaran positive interdependence?? Mungkin ga ada tuh remeh-meremehkan kyk gtu…
Sambil merhatiin temen2 yg presentasi ttg CL di depan, aq mikir…. “oh iya ya, setiap individu itu saling ketergantungan. Kan manusia itu makhluk sosial…contohnya bisa jd kyk gni :
Orang teknik akan sulit berkembang kalau tidak ada penemuan2 mutakhir di bidang sains. Nah, penemuan2 itu ditemukan oleh orang2 MIPA. Orang mipa klw udh stress, bisa curcol deh sama org psikologi. Orang psikologi jg ga boleh menutup diri dari permasalahan social. Hal itu bs ditanyakan ke org2 FISIP. Untuk meneliti permasalahan social maupun politik, qt bs flashback ke belakang utk melihat sejarah dan mengetahui budaya suatu bangsa. Hal itu tanyakan saja kpda org ilmu budaya. Klw org ilmu budaya butuh bantuan hukum, bs mnta tolong ke org hukum. Org hukum ga boleh gaptek, kan hukum ja udh merambah dunia IT, kyk undang-undang ITE. Jadi, klw mau tau masalah IT bisa sharing sama orang Fasilkom. Org2 IT klw sakit, bisa ke dokter toh. Trus dokter perlu perawat utk ngerawat pasiennya. Masa’ dokternya mantengin pasien yg dirawat? Kan repot. Kalau perawatnya punya masalah “pergigian” seperti karang gigi, gigi bolong-lah, bisa diperiksain ke dokter gigi. Dokter gigi spya bisa optimal menjalankan kegiatannya, gizinya harus seimbang. Hal itu bs dikonsultasikan ke org2 kesehatan masyarakat. Orang2 kesmas yg bingung ngatur keuangannya supaya gak belang-bentong, apalagi pas tanggal tua, bs konsultasi ke org ekonomi. And org ekonomi kalau mau buat industry yg bs memajukan perekonomian bangsa, bs tuh kerjasama dengan org teknik .”
Jadi, benerkan semua saling bergantung??? Jd apa yg perlu diremehkan???
Moga tulisan ini bermanfaat, dan menggugah qt utk bersatu, berkolaborasi satu sama lain utk memajukan bangsa ini tanpa saling merendahkan . Be Collaborative life!
By: A.I.R. Naftalent 53
Langganan:
Postingan (Atom)